Kamis, 05 Januari 2017

Berani Memutuskan

Hari 5/365

5 Januari 2017

Berani Memutuskan

Setiap melihat tanggal lahir para ibu pasien yang mau atau baru saja melahirkan, seringkali aku menertawakan diri sendiri. Bagaimana tidak, di usia yang masih terbilang cukup muda, bahkan ada yang seusiaku, mereka sudah berkeluarga dan memiliki anak. Dan ketika bertemu dengan para ayah bayi ini pun, umur mereka ternyata banyak yang hanya kurang lebih daripada umurku. Mereka memang kebanyakan dari golongan menengah kebawah, dengan pendidikan yang juga ga terlalu tinggi.

Tentunya, para orang tua yang masih menganut faham doeloe-doele berpikiran, daripada sekolah tinggi-tinggi hanya menghabiskan waktu dan biaya, lebih baik menikah saja jika sudah ada yang minta. Meskipun umur masih belasan tahun. Kan lumayan bisa mengurangi beban orang tua. Yang penting nikahnya sah dan suami bisa menafkahi istri. Lalu bagaimana denganku? Yang memiliki pendidikan sedikit lebih tinggi daripada mereka? Yang bisa berbahasa Inggris lebih lancar daripada mereka? Aku hanya menjadi penonton.

Bahkan aku menjadi penjaga para bayi mereka. Jangankan istri, pacarpun aku belum punya. Tapi ini bukan masalah punya pacar atau enggak. Mungkin memang benar kali ya, orang yang ga cerdas itu lebih berani daripada orang yang cuerdas. Lihatlah, mereka berani memutuskan menikah di usia muda meskipun dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Bahkan setelah menikah pun, belum tentu bisa hidup nyaman.

Coba tengok para remaja berpendidikan, kebanyakan hanya lama pacaran tapi ga juga lamaran. Entahlah, memang mungkin mereka berani hanya modal nekad, tanpa perhitungan panjang. Sedangkan para pemuda berpendidikan tinggi, terlalu lama menghitung, tanpa berani segera mengambil keputusan. Mungkin ini juga yang bisa membuat orang yang ga terlalu tinggi banget pendidikannya kadang bisa lebih sukses dibandingkan orang yang tinggi banget pendidikannya.

Mereka berani untuk segera mengambil keputusan dan selalu mau belajar dari pengalaman. Sedangakan yang berpendidikan tinggi, karena kurang berani, akhirnya lebih sering "memtuskan". Mutusin pacar maksudnya. Pisah.

Jadi, mau tinggal dimana kita besok? Eh, jadian sama siapa aja belum jelas, udah nanya mau tinggal dimana, NGIMPI!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar