Senin, 13 Februari 2017

Harta Karun

Hari 44/365

13 Februari 2017

Hari ini aku resmi memasuki stase baru, Interna. Dan selayaknya memasuki stase baru, aku dan kawan-kawan sekelompokku harus "sowan" ke KARU, KASMF, dan para perawat perawat dari setiap ruangan. Ketika memasuki ruangan interna, tidak sengaja kutemukan sebuah "harta karun", sebuah karya apik yang cukup otentik dan sepertinya asli.

Buku tafsir al-azhar karya Buya Hamka. Tentunya sudah banyak orang-orang yang mengetahui siapa itu Buya Hamka dan bagaimana kiprahnya dalam dunia kesusatraan Indonesia serta apa saja karyanya. Dan salah satu karya fenomenalnya ialah buku yang ada di ruangan interna ini, tafsir Al Azhar.

Buku ini diselesaikan Buya Hamka ketika beliau sedang dalam penjara. Aneh saja bahwa di ruangan interna ada "harta karun" semacam ini. Mungkin aku juga harus berburu karya Buya Hamka yang satu ini untuk menjadikannya koleksiku. Dan bisa jadi di stase ini masih banyak harta karun tersembunyi lainnya yang bisa saja kutemukan lagi. Ah, selamat datang interna, semoga berkah kedepannya dan bisa menemukan harta karun berharga lainnya.

Minggu, 12 Februari 2017

Sayangi Dirimu

Hari 43/365

12 Februari 2017

Selain sudah lama tidak ke Surabaya, aku juga sudah lama tidak berkunjung ke Car Free Day kota satu ini. Dan seperti CFD biasanya, selalu saja ramai. Hanya saja, kali ini aku bertemu dengan Duta Anti Narkoba dan kawan-kawan dari GRANAT JATIM. Hari ini mereka sedang melakukan aksi di CFD dalam rangka menyambut hari kasih sayang.

Narkoba memang masih menjadi sebuah momok bagi bangsa ini. Di CFD kemarin pun, banyak anak-anak kecil yang sudah berani terang-terangan merokok. Padahal jamanku dulu saja, mana berani kita merokok terang-teraganan di tempat umum yang ramai. Dan biasanya, pengguna narkoba diawali dengan coba-coba memakai rokok. Meskipun memang ga semua perokok pemula akan mencoba-coba narkoba.

Ya, memang lebih baik sebelum kamu coba menyayangi orang lain, cobalah sayangi dirimu sendiri dulu. Salah satunya dengan menjauhi narkoba. Gimana kamu mau dan bisa nyayangin orang lain kalo dirimu sendiri aja belum bisa kamu sayangin. Jadi, jangan sekali-kali mencoba barang haram tersebut. Lindungi dan sayangi diri kita dan orang-orang terdekat kita dari barang haram tersebut. Bravo GRANAT!!

Sabtu, 11 Februari 2017

Hacksaw Ridge

Hari 42/365

11 Februari 2017

Pernah nonton Hackshaw Ridge? Aku barusan nonton. Kalau belum pernah, maka tontonlah. Film yang berlatar perang dunia 2 antara Jepang dan USA ini cocok untuk segala profesi, utamanya tentara dan tenaga dan profesi kesehatan meskipun tidak cocok untuk segala usia. Aku bukan ingin membuat spoiler disini.

Hanya hikmah sedikit saja. Film ini mengajarkan tentang kemewahan idealisme serta prinsip dan religiusitas yang dipegang teguh oleh seorang anak manusia, terlepas dia seorang prajurit atau bukan.
Biar bagaimanapun, seorang prajurit tetaplah seorang manusia bukan? Dan film ini hampir membuatku mbrebes mili. Meskipun film garapan hollywood ini masih berbau "rambo" karena menjadi single hero without any weapon, but this film still awesome. Btw, this film based true story! So enjoy this film!

Jumat, 10 Februari 2017

Adios Pediatri

Hari 41/365

10 Februari 2017

Ini hari terakhir aku jaga ruangan di stase pediatri. Selayaknya dokter muda yang akan nerakhir di sebuah stase, maka yang harus kulakukan adalah pamitan. Pamitan ke setiap ruangan. Katanya, stase ini bakal bikin susah move on. Mungkin belum sih.

Tapi rasanya, memang bakal susah move on. Ini memang stase yang cukup melelahkan, tapi menyenangkan. Kapan lagi bisa berinteraksi dengan bayi-bayi lucu lagi. Atau mengantarkan seorang ayah utuk mengadzani bayinya.

Meskipun kadang juga harus menjelaskan penyakit, kondisi, dan kegawatan seorang anak kepada orang tua yang menuntut empati. Di stase ini pula para dokter muda sangat disayang oleh para konsulennya. Ah, stase ini memang bakal amat sangat dirindukan,tapi cukup untuk dikenang, jangan sampai diulang.

Semoga suatu hari nanti hidup dan pengabdianku ga jauh-jauh dari dunia pediatri. Terima kasih dokter, mbak, mas, pak, bu, bayi-bayi dan semua yang telah mendidik di stase ini, semoga ilmunya berkah dna sampai jumpa dilain waktu.

Kamis, 09 Februari 2017

Dokter Muda

Hari 40/365

9 Februari 2017

Apakah menjadi seorang mahasiswa kedokteran itu keren? Secara egosentris dan subjektif, pasti aku menjawab ga keren, tapi keren banget! Tapi secara diplomatis dan objektif, tentu saja aku akan menambahkan jawabannya dengan, sama kerennya kayak mahasiswa teknik, sosial, sastra, dan lainnya.

Dalam suatu fase menjadi mahsiswa kedokteran, akan ada fase yg namanya koas atau dokter muda (DM). Apakah menjadi koas ini keren? Sekali lagi secara egosentris dan diplomatis aku akan menjawab keren! Sama kerennya macam apoteker muda atau pendidikan profesi lainnya. Tapi, kadang hal-hal keren sebagai mahasiswa kedokteran ini kadang ternodai dengan kelakukan kawan-kawanku sendiri.

Ternodai dengan kegiatan pamer-pamer yang sebenarnya tidak perlu dipamerkan. Apakah ketika ada seseorang yang sedang melakukan tindakan perawatan medis yang sensitif perlu sibuk kita pamerkan dalam sosial media? Itukah yang dilakukan seorang DM? Bukan kan? Memang keren menjadi seorang DM, tapi jadi ga keren kalo kerjaanmu cuma pamer-pamer keseharianmu yang bahkan ga ngasih kontribusi sama sekali, eh malah pamerin privasi pasien.

Jadi, jadilah dokter muda yang keren, yang belajar dan bekerja secara ikhlas tanpa perlu keseringan pamer. Karena bisa aja yang kita pamerkan, ternyata adalah hal yang ternyata menjadi rahasia pasien. Ingat-ingat janji dokter muda yang udah diucap. Jadi, berhentilah pamer dan mulailah belajar serta berkontribusi. Biar jadi dokter yang pinter nanti, ga cuma pinter pamer.

PS: no offense, just reminder.

Rabu, 08 Februari 2017

Berkembang

Hari 39/365

8 Februari 2017

Kadang kita butuh orang yang sering berdiri dan berda di sebrang kita. Bukan sebagai lawan, tapi sebagai sparing partner, sebagai watchdoc, atau mungkin sebagai antitesis. Yang akan memuji dan meyanjung dalam sunyi dan sepi dengan elegan tanpa melebih-lebihkan ketika kita benar, dan mengkritisi dengan tidak mencaci dan membabi buta ketika kita salah.

Kita butuh orang seperti ini agar akar kita tetap kuat membumi, sementara pohon kit terus tumbuh menjulang tinggi. Kita membutuhkan orang seperti ini agar kita tidak merasa paling benar sendiri, paling hebat sendiri, dan paling-paling lainnya. Orang seperti ini akan membuat kita tetap "down to earth", sadar bahwasanya diatas langit masih ada langit lagi.

Dan yang terpenting, orang seperti inilah yang akan membuat kita berkembang dan matang serta dewasa. Jadi, jangan takut ketik ada orang yang akan sering bersebrangan dengan kita, karena dia bisa jadi seorang yang akan mematangkan dan mendewasakan kita, begitupun kita baginya.

Selasa, 07 Februari 2017

Ujian

Hari 38/365

7 Februari 2017

Setelah lulus dari Madrasah, aku menemui beberapa hal yang mungkin berupa pertanyaan-pertanyaan yang menjadi pertanyaan ujian tulis ketika masih di Madrasah dulu. Jangan tanya seputar apa, banyak tentunya. Apalagi terkait agama. Bukan hanya itu, aku juga menemukan hal-hal yang dulu ketika di masih di Madrasah adalah hal yang sangat terlarang. Mulai dari hal yang sepele, sampai pada yang benar-benar tidak pantas untuk dilakukan.

Salah satu ustadku pernah mengatakan bahwa ujian yang sebenarnya bukan ujian akhir semester ini, tapi ketika kalian nanti telah lulus dari Madrasah ini dan berkiprah di masyarakat luas. Dan terkadang, karakter seorang manusia harus dipaksa untuk dibentuk dengan aturan-aturan yang terlihat mengekang demi bekal masa depan.

Maka, anggaplah setiap ujian apapun yang masih bersifat akademis dengan seorang penguji, sesungguhnya adalah simulasi untuk bekal berkiprah di masa depan, ujian apapun itu, termasuk ujian stase ini. Selesaikanlah setiap ujian yang masih ada pengujinya dengan sungguh-sungguh dan dengan berintegritas. Karena bisa saja suatu hari nanti ancaman kegagala ujian bukan sekedar tidak lulus, tapi juga mempertaruhkan reputasi dan pertanggung jawaban, baik dunia dan akhirat.

Senin, 06 Februari 2017

Istirahat

Hari 37/365

6 Februari 2017

Berakit-rakit dahulu, bersenang-senang kemudian, itulah yang kuharapkan. Dan ya, setelah kelelahan minggu kemarin sudah kulewati, aku mulai merasakan secercah kebahagiaan dan kenikmatan diminggu ini. Meskipun hanya sementara, karena minggu ini aku akan ujian, dan minggu depan akan masuk stase Interna.

Tapi kenikmatan sekecil apapun, tetap nikmat rasanya. Seperti orang yang sedang berpuasa seharian, maka kenikmatannya adalah ketika berbuka. Sama sepertiku kini. Kenikmatan tidak jaga itu akan sangat terasa nikmat ketika telah jaga berturut-turut.

Terima kasih badanku yang telah kuat untuk mengalah terhadap egoisme keinginan hati untuk pulang minggu depan. Dan semoga kelelahan-kelelahan dan kesibukan akhir-akhir ini, tidak akan mengganggu produktifitas menulis serta mengupload jurnal harian ini. Saatnya istirahat sejenak.

Minggu, 05 Februari 2017

Jaga Gila

Hari 36/365

5 Februari 2017

Kadang ada hal-hal yang harus dikorbankan untuk meraih sesuatu. Macam peribahasa jaman dulu, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Dan itulah yang sedamg kulakukan. Sedari hari rabu, aku menghabiskan jatah jaga malamku sampai hari minggu agar minggu depan aku bisa pulang ke Surabaya.

Artinya hari sabtu dan minggu aku harus jaga masing masing 24 jam yang artinya aku akan jaga total 48 jam di weekend. Dan dihari minggu ini, disinilah aku sekarang, menjaga ruang PICU/NICU yang bisa menjadi amat sangat melelahkan. Meskipun malam minggu tadi aku hanya jaga 12 jam, karena sebuah kesepakatan yang memerlukan pengorbanan juga sebelumnya.

Semoga saja lelah dan pengorbanan ini akan terbayarkan dengan kesenangan dan kebahagian seperti peribahasa tersebut. Jangan malah jadi kayak lagunya Jamrud, berakit-rakit kita ke hulu, berenang kita ke tepian, bersakit dahulu, senang pun tak datang, malah mati kemudian.

Sabtu, 04 Februari 2017

Malam Minggu

Hari 35/365

4 Februari 2017

Jadi, bagaimana kamu menghabiskan malam minggumu kali ini? Kalo aku sudah jelas, malam minggu kali ini bakal kumanfaatkan untuk istirahat haqiqi. Sampai hpku bunyi dan yang menelpon adalah salah satu konsulenku. Aku diajak beliau menghadiri acara yang beliau adakan di sebuah hotel bergengsi di Jember. Sebenarnya lelah, tapi diajak konsulen menghadiri acaranya, meskipun ya aku tau hanya akan menjad pelengkap, merupakan sebuah kehormatan bagiku. Lagipula aku bisa makan enak, gratis, dan bisa dapat ilmu.

Sepulang dari acara itu kurencanakan aku harus istirahat, tidur. Harus. Sampai tiba-tiba hpku kembali berbunyi, namun kali ini yang membuatnya bunyi adalah seniorku yang juga mantan ketua EMR SPINE. Dia  menghubungiku bahwa dia sedang berda di Jember sekarang. Sekali lagi, rencana istirahat kembali tinggal wacana. Lagipula, mana mungkin aku membiarkan seniorku di Jember tanpa silaturahim barang sebentar.

Sepulang dari hotel, aku langsung meluncur ke sebuah cafe tempat kami janjian untuk bertemu. Lelah? Jelas. Tapi rasa lelahnya perlahan hilang seketika bersamaan dengan mengalirnya obrolan kami tentang EMR Spine sampai dengan wanita. Kadang memang cukup melelahkan secara fisik ketika diri ini dituntut untuk berkegiatan sana sini. Tapi ada kepuasan batin ketika satu-satu kegiatan ini akhirnya bisa dihadiri. Apalagi dapat bonus-bonus yang tak terduga. Jadi, bagaimana malam minggumu? Kalo aku sih, malam minggu kali ini menyenangkan!

Jumat, 03 Februari 2017

Ujian Atau Kesempatan

Hari 34/365

3 Februari 2017

Ujian kadang datang bersamaan dengan kesempatan, begitupun sebaliknya, kesempatan datang bersamaan dengan ujian. Atau bisa jadi ujian yang datang adalah kesempatan yang sedang tersedia, atau kesempatan yang tersedia ini adalah ujian yang sedang datang. Apapun itu, ujian tetaplah ujian dan kesempatan tetaplah kesempatan.

Bingung? Sama. Jadi, hari ini setelah melihat jadwal stase yang terbaru, aku jadi bingung, apakah ini ujian atau ini malah menjadi kesempatan. Ah, masalah perasaan memang terkadang bisa menjadi rumit, meskipun sebenarmya juga bisa saja sederhana. Tapi yang bisa jadi masalah kalo masalah perasaan ini malah jadi ujian atau kesempatan. Apalagi di stase ini.

Kalo kamu faham maksudnya sih. Karena aku juga ga faham sebenarnya. Yang jelas, setelah stase pediatri ini, aku bakal masuk stase interna. Jadi, ini ujian atau kesempatan?

Kamis, 02 Februari 2017

Lagu Yang Bikin Baper

Hari 2/365

2 Februari 2017

Pernah denger lagu when you love someone? Well, pertama kali denger lagu ini telinga dan hatiku langsung jatuh cinta sama lagunya. Pas kepoin siapa sih penyanyinya, ternyata eh ternyata penyanyinya couple, suami istri pula. Dan sejak saat itu pula, aku suka lagu-lagu mereka, meskipun lagunya kebanyakan berbahasa inggris.

Tapi lagu-lagu mereka yang pake bahasa Indonesia juga udah lumayan banyak dan ga kalah keren, tetep bagus dah, cocok di telinga. Dan yang kusuka lagi, mbak Endah ini lho duh...seneng banget deh ngeliatnya...apalagi dengan kacamatanya...wanita berkaca mata memang selalu saja menarik.

Kalo ditanya udah berapa kali nonton konsernya mereka, jujur sih baru sekali dan itupun pas belum hapal lagu-lagunya, taunya cuma yang when you love someone. Tapi penampilan pamggung mereka juga selalu kreatif dan menyenangkan, cek.aja di youtube coba. Kalo dengerin lagu cinta-cintaan begituan malah bikin tambah galau atau baper, tenang, mereka juga punya satu lagu yang asik banget, judulnya liburan indie. Cocok buat didengerin pas lagi liburan atau mau liburan.

Yakali, daripada lelah dengan masalah percintaan yang cukup menguras tenaga, mending kita liburan indie aja deh sambil denger lagunya Endah N Rhesa. Eh sebenarnya tiap liat mbak Endah di video klip mereka ini jadi kangen sama seseorang sih. Sama-sama pake kaca mata, sama-sama pake gincu merah, dan pernah liburan indie sama-sama.

Duh kan jadi baper. Ah, ini lagu-lagu mereka mau cinta-cintaan mau yang bukan cinta-cintaan, kayaknya tetap aja selalu berhasil bikin baper deh.

Rabu, 01 Februari 2017

Hai

Hari 32/365

1 Februari 2017

Hai awal februari, hai pula orang-orang yang berdoa dan berharap layaknya doa adalah paket bulanan yang mesti diucap, diharap, dan diperbarui disetiap awal bulan tiba. Hai pula orang-orang yang berharap gajinya segera cair untuk melunasi barang-barang kreditan biar gengsi tetap terjaga. Hai pula orang-orang-orang yang masih berjuang untuk menyelesaikan segala sesuatu yang belum juga selesai. Dan hai pula kamu yang entah sudah berapa hari jadian sama gugukmu yang satu itu. Semoga bulan februari ini menyenangkan dan membahagiakan bagi siapa saja yang menikmatinya. Mungkin kejutan sedang menantimu di bulan ini.

Selasa, 31 Januari 2017

Nasihat

Hari 31/365

31 Januari 2017

Hari ini salah satu konsulenku mengulangi nasihatnya lagi, bahwa kesuksesan terbesar bukanlah ketika kamu bisa sukses lanjut sekolah lagi, tapi lebih penting lagi adalah keluargamu bisa utuh. Mau bagaimanapun suksesnya dirimu, kalo keluargamu hancur, ga akan berarti apa-apa kesuksesan individumu itu. Jadi dek, jangan menangkan ego masing-masing, utamakan keluarga, keluarga tetap nomor satu dek. Dan jangan sekali-kali anakmu nanti kamu kasi makan dari hasil rizki yang "abu-abu", ga berkah dek, bisa hancur juga keluargamu. Kurang lebih seperti itulah nasihatnya.

Ini bukan kali pertama beliau menasihati kami. Apa aku bosan? Tentu saja tidak. Aku senang mendengar nasihat dari siapapun selama nasihat itu berisi kebaikan. Dan terkadang, layaknya paku yang harus dipukul menggunakan palu beberapa kali agar menancap dengan mantap, begitupun nasiha. Kadang nasihat harus diulang berkali-kali atau disampaikan dengan cara yang extrim biar menancap mantap di dalam diri.

Maka, bersyukurlah ketika masih banyak orang yang berbaik hati mau memberimu nasihat secara gratis. Apalagi nasihatnya berdasar pengalaman pribadinya. Setidaknya, kita bisa belajar dari nasihat itu dan mungkin suatu saat nanti bisa menghemat waktu.

Senin, 30 Januari 2017

Kasih Sayang Orang Tua

Hari 30/365

30 Januari 2017

Dulu waktu masih kecil, kalo orang tuaku marah, pasti diakhir akan menasihati "kalo orang tua itu masih marah, berarti masih sayang! Kalo kamu jalan emtah kemana masih dicariin, itu juga karena orang tua masih sayang!". Maklum saja, dulu masih kecil seumuran SD aku memang sudah suka pergi jalan bersepeda kemana-mana dengan kawan-kawanku. Dan kawan-kawanku ini, mungkin buknlah anak ideal yang patut untuk dijadikan kawan bagi orang tua kebanyakan waktu itu.

Dan dulu juga masih belum ada yang namanya hp buat anak kemarin sore kayak aku. Kecuali beberapa anak-anak orang kaya. Dan aku serta kawan-kawanku bukanlah anak orang kaya. Bahkan kebanyakan kawan-kawanku ini katamya sih, anak-anak madesu waktu itu. Sampai hari ini aku belum tau kabar mereka, siapa tau saja ternyata masa depannya lumayan cerah. Kembali ke nasihat tadi, waktu kecil mana aku paham maksud nasihatnya itu.

Nah beranjak gede, dengan bertambahnya umur, mulai berkembangnya pikiran, dan merantau jauh dari rumah serta keluarga, barulah aku mulai faham nasihat-nasihat orang tuaku waktu kecil dulu. Semarah-marahnya orang tua terhadap anak, sebenarnya dalam kemarahannya ada sebuah bahkan banyak buah kasih sayang. Kadang bisa berwujud sebuah kekhawatiran yang tertumpahkam dalam kemarahan. Dan kasih sayang orang tua kepada anaknya ini ga akan pernah tergantikan dengan kasih sayang siapapun.

Dulu waktu kecil, aku ingin jadi cepat dewasa. Biar babe sama mama ga bakal marahin aku. Dan ya, sekarang aku sudah tumbuh beranjak dewasa dan lupa kapan terakhir kali aku dimarahin. Bahkan sekarang pun aku sudah jarang ditelpon kecuali menelpon. Mungkin ini kali ya rasanya jdi dewasa yang dulu kuinginkan. Tapi dengan begini apa orang tuaku sudah ga sayang sama aku? Tentu saja enggak! Setiap orang tua pasti akan masih dan akan terus menyayangi anaknya sampai kapanpun. Putra kecil seorang ayah, akan selalu menjadi putra kecil bagi seorang ayah, berapapun usianya.
Duh be, kangen aku be, duitku juga udah mulai menipis nih be, tolong kirimin duit ya be.

Minggu, 29 Januari 2017

Move On

Hari 29/365

29 Januari 2017

Permah nonton film you're the apple of my eyes? Aku pernah, dan aku suka filmmya. Film itu jadi salah satu film favoritku. Bukan karena pemerannya yang memang cantik. Tapi, okelah, itu masuk juga sih. Aku suka film ini karena film ini hampir realistis. Film ini ga mainstream kayak film-film percintaan lainnya yang berakhir bahagia dengan bersatunya kedua pemeran utamanya.

Film ini kreatif banget, menyentuh sekaligus juga lucu. Kenapa kubilang hampir realistis? Karena memang, dalam kehidupan nyata, tidak semua kisah percintaan akan selalu berakhir bahagia  bersama dengan si dia. Kadang kenyataan yang harus dihadapi ga sesuai dengan ekspektasi. Pdkt lama, eh jadiannya sama yang lain.

Tapi kata-kata yang paling kuingat dari film itu, "masa paling romantis adalah maaa pendekatan, pada saat sudah benar-benar jadian, banyak perasaan yang akan sirna", makanya aku sangat menikmati setiap proses pendekatan kepada wanita siapapun itu. Meskipun aku dituding sering lamban yang akhirnya berujung kegagalan yang harus membuatku kembali move on lagi dan lagi.

Tapi yasudahlah, jodoh memang ada ditangan Tuhan, klo jodoh, yang sering ngasih pertemuan singkat juga bisa bakal kalah kok sama yang ngasih pernyataan dan pertanyaan singkat, "aku pengen nikah sama kamu, kamu mau ga?" duh jadi pengen nonton ulang filmnya deh. Yakali bisa memperlancar move on. Btw, ini lagunya kodaline juga enak lho dinikmatin buat yang lagi atau pengen move on.

Sabtu, 28 Januari 2017

Boys Day Out

Hari 28/365

28 Januari 2017

Siapa bilang hanya anak perempuan yang punya hari keluar? Anak laki-laki juga punya kali. Setidaknya itu yang kami lakukan di hari sabtu, sebut saja Boys Day Out. Kami keluar bersama, kemudian renang bersama. Setelah renang, dilanjutkan juga makan, minum, sambil ngobrol. Siapa sangka konsulen yang terkenal cukup "kereng" ternyata punya sisi baik yang tidak terduga.

Dan hal yang mengejutkan lainnya, beliau punya keahlian renang yang cukup oke. Pantas saja berani menantang kami yang dianggap beliau "Anak Pulau". Oh iya, jadi boys day out kemarin aku lakukan bersama dua kawanku, yang pertama, Muhtar yang menjadi kawan sekelompokku, yang kedua Jimi yang dulu menjadi seniorku di stase pediatri, dan dr. Lukman SpA selaku konsulen kami semua.

Persamaan kami bertiga ini adalah, sama-sama DM yang pernah kena "umbah" beliau, begitulah isitilahnya. Kalo jimi bilang sih, disikat, di skak mat. Kalo aku bilang, di "KIE". Jangan tanya maksudnya kami diapakan, pokoknya ya gituah, kami merasa menjadi senasib. Tapi siapa sangka, bahwa akhirnya kami malah bisa akrab dengan beliau. Mungkin hikmah karena sama-sama pernah "diumbah". Renang kemarin cukup menyenangkan.

Beliau ini punya stamina yang bagus ketika renang. Selain itu beliau terlihat sangat menikmati renangnya. Sangat jauh berbeda denganku dan Jimi yang notabennya anak sungai dan laut. Apalagi si Muhtar. Renang kami terlihat seperti renang karena ingin selamat, sedangkan beliau, renangnya terlihat seperti renang karena ingin sehat. Tapi dari semuanya, boys day out kemarin sangat menyenangkan dan mengesankan. Lain kali mungkin bisa dicoba lagi ya dok.

Jumat, 27 Januari 2017

Ketakutan

Hari 27/365

27 Januari 2017

Dulu bagian paling kutakuti dari RS ketika masih kecil adalah Kamar Mayat. Siapa anak kecil yang ga takut kamar mayat? Ga ada. Jangankan kamar mayat, kamar gelap aja anak kecil pasti udah takut. Tumbuh agak besar dikit, aku kemudian sadar bahwa ternyata lorong rumah sakit ga kalah menyeramkan dari kamar mayat. Juara dua lah, juara satunya tetap kamar mayat, belum tergantikan.

Tapi, beranjak lebih dewasa, ketakutanku terhadap hal-hal seperti itu mulai sirna. Selain karena mulai berpikir realistis, hal ini juga di dukung dengan pengalaman ketika mengikuti sebuah acara pengambilan badge pencak silat Tapak Suci ketika MA dulu di pemakaman Pakuncen. Jangan tanya apa yang kulakukan dan dilakukan terhadapku waktu itu disana. Karena  waktu itu aku lebih berharap bertemu pocong daripada bertemu senior.

Dan sampai saat ini, sudah sirna ketakutanku meskipun harus berjalan sendirian di lorong rumah sakit yang sepi tengah malam. Dan aku baru sadar bahwa ternyata, ketakutan masa kecilku terhadap ruangan sepi dan malam hari apalagi di rumah sakit, masih ada di beberapa  benak orang. Bahkan orang yang lebih tua dariku.

Kalo ditanya ketakutan sih, aku lebih takut dibegal preman berbadan besar bawa pisau rame-rame dijalanan sepi daripada dibegal pocong. Yasudahlah, takut itu memang wajar, paling tidak bukti bahwa masih ada naluri manusia didalam diri ini. Kalo sudah tidak ada ketakutan sedikitpun, berarti itu robot, bukan manusia.

Kamis, 26 Januari 2017

Keranjingan Buku

Hari 26/365

26 Januari 2017

Sedari awal januari hingga kini, setidaknya sudha hampir 3 buku yang kubaca. Namun belum satupun ada yang kureview. Targetku tahun ini adalah membaca 50 buku. Nafsu membaca ini juga disertai dengan nafsu belanja. Belanja buku tentunya. Sebula mungkin aku bisa membeli 2 sampai 3 buku baru, meskipun belum tentu akan segera terbaca, karena buku-buku baru sebelumnya pun masih tersegel rapih.

Mungkin begini kali ya rasanya jadi orang yang keranjingan sama sesuatu. Katakanlah keranjingan mainan, maka kadang ga peduli semahal apapun mainannya, pasti bakal diusahakan untuk dibeli. Sama kayak aku sekarang, seminim apapun duitnya, paling enggak bisa cuci mata lah liat-liat buku di toko buku. Dan hari ini, aku baru membuka kiriman paket buku baru yang kupesan online beberapa waktu yang lalu.

Jadi, kalo ditanya kado atau hadiah apa yang bisa bikin aku seneng? Cukup belikan aku buku, maka aku bisa senang. Tapi siapa emang yang sudi ngado atau hadiahin kamu jom?!

Rabu, 25 Januari 2017

xXx: Return Of Xander Cage

Hari 25/365

25 Januari 2017

Selain bisa tidur nyenyak dan lelap, nikmat lain yang patut kusyukuri akhir-akhir ini ialah nikmat libur jaga malam. Biasanya, libur jaga malam terpakai untuk terlelp dalam istirahat yang khusyuk. Tapi malam ini aku membuat pengecualian. Karena aku sudah jarang merayakan dan menikmati malam, maka malam ini aku putuskan untuk pergi nonton film xXx: Return of Xander Cage di bioskop.

Sebenarnya ada dua pilihan, film xXx: Return Of Xander atau Residemt Evil: The Final Chapter. Keduanya film laga bagus dan kuikuti sedari seri pertama. Hanya saja, karena penononton film xXx lebih sedikit, aku pilih saja nonton film xXx. Filmnya tidak mengecewakan, ya  menghiburlah meskipun jalan cerita dan beberapa adegannya film banget. Beberapa hal mungkin juga menjadi lelucon sarkastik untuk sebuah pemerintahan.

Meskipun bertabur aktor laga, tapi rasanya kok kurang maximal ya perannya. Maksudnya, adegan-adegan berantemnya kurang ah. Padahal ada Donnie Yen, Toni Jaa, Vin Diesel, eh bahkan ada Neymar juga! Yang jelas, ada beberapa kejutan di film ini. Overall, not bad lah buat film laga yang udah seri ke 3. Lah, ini kok jadi kaya ngebahas film ya? Eh tapi tau sesuatu? Bikin film itu, ga mudah, melelahkan, dan berpotensi makan biaya banyak. Aku pernah ngalaminnya.

Bukan, bukan jadi aktor laga kayak Vin Diesel, tapi waktu itu jadi aktor proyek film ilmu gizi jaman semester 3 dulu. Jadi, usahakan untuk menghargai setiap karya orang lain, minimal dengan menikmatinya secara resmi. Nonton film di bioskop misalnya. Tapi kalo kepepet sih, ya mau gimana lagi ya, ya sabar deh nunggu filmnya keluar biar bisa streaming atau copas dari temen. Kalo udah gitu, ya udh, jangan banyak cing cong deh ya kalo filmnya ga sesuai ekspektasi.

Btw, beberapa adegan di film ini, hanya bisa dilakukan Xander Cage dkk xXX, jadi jangan coba-coba menirunya di rumah. Kecuali kamu sudah direkrut August Gibbon menjadi anggota xXx.

Selasa, 24 Januari 2017

Nikmat

Hari 24/365

24 Januari 2017

Setiap orang punya kenikmatan sesuai versinya masing-masing. Begitupun aku. Dan bagiku, kenikmatan versiku sekarang adalah bisa tidur malam dengan nyenyak dan pulas tanpa ada intervensi apapun, termasuk suara dari ventilator. Sebagai manusia, aku juga butuh istirahat dan tidur bukan? Lah smartphone aja bisa gabis baterainya dan minta di charge, apalagi manusia kan? Termasuk mas dokter muda.

Jadi, semalam adalah salah satu kenikmatan yang hakiki bagiku karena aku bisa tidur nyenyak dan lelap meskipun harus bangun pagi lagi untuk melanjutkan kegiatan sebagai DM. Dan terkait berita seorang pejabat yang beberapa waktu lalu melakukan sidak sambil membawa-bawa media, aku sih no comment dah, mungkin beliau su lelah, begitupun saya, sa su lelah. Atau mungkin juga beliau rindu acting.

Senin, 23 Januari 2017

Aksara Semesta

Hari 23/365

23 Januari 2017

Nama anak itu bagus, jarang pernah kudengar nama seperti itu, Aksara, Aksara Semesta. Itulah nama anak itu. Bagus bukan? Dia adalah salah satu pasien penghuni PICU/NICU dengan kelainan distres pernafasan karena dia lahir prematur. Aku penasaran bagaimana rupa kedua orang tuanya yang memberikan dia nama yang bagus ini.

Ternyata orang tuanya adalah pasangan muda yang masih cukup romantis. Dan Aksara ini, adalah anak pertama mereka. Setiap tirai dibuka dan kedua pasangan muda ini melihat anaknya yang sedang tergolek lemah di inkubator, tidak ada gurat kesedihan di wajah mereka. Yang ada adalah wajah antusias dan air muka bahagia melihat anak pertama mereka ini.

Ketika ayahnya konsultasi denganku, tidak kudengar suara pesimis dari lelaki muda ini. Yang kudapat adalah suara ketabahan, ketegaran, dan optimisme. Duh nak, kudoakan kau segera sembuh agar kedua orang tuamu bisa lebih bahagia lagi. Semoga kondisimu segera membaik dan bagus ya nak, sebaik kedua orang tuamu dan sebagus namamu, Aksara Semesta.

Minggu, 22 Januari 2017

Melelahkan dan Menyenangkan

Hari 22/365

22 Januari 2017

Apa yang kamu butuhkan ketika lelah? Istirahat, tidur, tidurlah barang sejenak. Ya, sepanjang perjalanan pulang kemarin sampai di kos, yang kulakukan adalah istirahat, tidur. Perjalanan dan kegiatan kemarin memang cukup melelahkan namun tetap saja, selalu menyenangkan seperti biasanya. Dan kemarin adalah diklat ke 4 yang aku hadiri sedari berstatus sebagai maba 5 tahun yang lalu. Semoga tahun depan masih diberikan kesempatan untuk hadir dalam acara DIKLAT EMR SPINE. Sekarang, matikan lampu, mari kita istirahat sejenak.

Sabtu, 21 Januari 2017

Hal Yang Ingin Diperbaiki

Hari 21/365

21 Januari 2017

Ketika sesi tanya jawab dalam forum bebas sharing time bersama calon anggota muda EMR SPINE, salah satu dari mereka bertanya kepadaku, "apa hal yang pengen mas perbaikin saat ini?", pertanyaan yang bagus tapi sulit untuk kujawab. Aku bingung bagaimana harus menjawabnya, karena pertanyaan ini tidak seperti pertanyaan-pertanyaan sebelumnya yang hanya seputar perkuliahan. Sambil berpikir untuk menjawabmya dengan gamblang, aku hanya celetuk, "banyak dik". Dan seketika itu juga aku akhirnya mendapat jawabannya.

Hal yang ingin kuperbaiki saat ini adalah sikap dan ketegasan terkait wanita dan perasaan. Aku sering gagal dalam hal wanita dan perasaan karena kadangkala telat dan tidak tegas dalam bersikap. Mungkin rasanya ditolak tidak akan lebih menyakitkan daripada rasanya ditikung, dibalap, ditekel, atau diserobot. Karena kalo ditolak, setidaknya sudah ada sikap. Kalau gagal sebelum diterimu atau ditolak, berarti belum ada sikap sama sekali.

Tapi sebenarnya memang banyak hal yang ingin kuperbaiki saat ini. Dan masalah wanita serta perasaan, hanyalah salah satu dari beberapa hal tersebut dan bukan merupakan prioritas. Hal yang mungkin lebih prioritas untuk kuperbaiki saat ini adalah ibadah. Ibadah adalah hal paling priotitas saat ini yang harus kuperbaiki, baik kualitasnya maupun kuantitasnya. Ah iya, aku lupa untuk berterima kasih atas pertanyaan tersebut. Jika pertanyaan tersebut tidak terucap, mungkin butuh waktu untuk aku instropeksi diri.

Jumat, 20 Januari 2017

Harapan Baru

Hari 20/365

20 Januari 2017

Dua hari aku absen menulis jurnal. Tentunya dengan kesengajaan karena aku ingin menikmati akhir pekan sejenak ditengah dinginnya hawa Coban Rondo tanpa terganggu gadget dan isinya. Setiap orang yang kalah butuh pengalihan bukan? Pengalihan untuk tidak mengatakan pelarian. Aku sebenarnya benci untuk mengatakan bahwa aku sedang kalah (lagi). Oleh karenanya aku butuh pengalihan. Dan Coban Rondo adalah tempat pengalihan yang kupilih.

Bukan keputusan yang terburu-buru, tapi memang sudah kurencakanan sejak jauh-jauh hari karena bertepatan juga dengan acara DIKLAT yang sedang dihelat oleh adik-adik EMR SPINE. Aku ga ingin berspekulasi, tapi sempat terlintas dipikiranku seakan-akan semua ini memiliki benang merah dan saling berhubungan. Seakan-akan aku kalah (lagi) dan kemudian aku mendapat pengalihan dan hiburan berupa acara yang bisa membuatku reuni dengan kawan-kawan dan adik-adikku di Coban Rondo ini, adalah sebuah skenario perasaan diawal tahun ini.

Tapi hal yang cukup mengesankan, adalah nama bis yang kutumpangi untuk pergi ke Malang. Bis ini bernama Harapan Baru, seakan-akan dia berusaha menyemangatiku yang sedang kalah ini. Menyemangatiku untuk harus tetap berjalan sambil membawa harapan baru. Toh tahun ini masih panjang. Dan mungkin saja harapan baru bisa kutemukan dalam perjalanan atau di ujung tujuanku nanti.

Pada akhirnya, aku memang sudah tidak bisa berharap pada harapan lama. Aku harus menjadi seperti bis ini, berjalan dengan membawa Harapan Baru. Dan semoga, harapan baru nanti bisa disikapi lebih tegas dan lebih cepat, agar tidak mengalami kekalahan seperti sebelum-sebelumnya lagi. Dan yang tidak kalah penting lagi, semoga saja Harapan Baru seperti yang tertera pada bis itu, bukanlah Harapan Palsu.

Kamis, 19 Januari 2017

Menang Layaknya Jagoan

Hari 19/365

19 Januari 2017

Kupikir hal yang bisa membuatku histeris adalah kekalahan-kekalahan. Mengapa begitu? Karena dengan kalah, artinya aku pernah berjuang, namun perjuanganku ternyata hanya membuahkan kekalahan. Kekalahan dalam masalah hati misalnya. Tapi ternyata tidak. Bukan kekalahan-kekalahan yang bisa membuatku histeris. Nyatanya, meskipun seringkali kalah dalam masalah hati, aku ga pernah tuh histeris. Kekalahan malah membuatku belajar untuk berlapang dada.

Ada yang bilang bahwa kemenangan itu bakal manis dan nikmat banget rasanya setelah melewati berbagai perjuangan. Apalagi disertai berbagai kekalahan. Ingat, jagoan selalu kalah didepan dan menang belakangan. Sekarang, aku malah berpikir bahwa hal-hal yang bisa membuatku histeris adalah kemenangan. Setidaknya, ada 3 hal yang kemungkinan bisa membuatku histeris. Tentunya 3 hal ini bagiku adalah kemenangan.

Hal pertama adalah, jika akhirnya aku berhasil umroh dengan uang tabunganku sendiri. Sebagai informasi, aku sudah menabung sedari tahun 2013 untuk umroh. Ya emang ga banyak, cuma 5000 rupiah. Dan kemenangan ini belum juga kuraih hingga saat ini. Tapi bukan berarti aku sudah kalah. Hal yang kedua adalah bisa melanjutkan studi lanjut sesuai minat. Masalahnya, kok ya minatnya masih belum bulat, kadang masih suka miring-miring. Ya doakan saja segera bulat dan bisa terwujud nantinya, aamiin.
Dan hal ketiga yang mungkin bisa membuatku histeris adalah, kalo kamu putus dari "gugukmu", terus jadian sama aku. HAHAHA ANJAY!!! Kalo yang ini sih bakal beneran histeris!!! Lah masih bayanginnya aja udah histeris gini, gimana kalo beneran?! Tapi yasudahlah, sementara kalah tidak apa-apa. Berarti kembali belajar untuk tabah dan lapang dada. Karena sekali lagi, jagoan itu selalu menang belakangan.

Rabu, 18 Januari 2017

Macak, Masak, lan Manak

Hari 18/365

18 Januari 2017

Aku selalu suka melihat seorang wanita yang berkacamata. Apalagi jika ternyata dia suka membaca, cerdas dan cukup nyaman untuk diajak diskusi, bicara, atau bahkan bercanda. Entah mengapa, bagiku seorang wanita berkaca mata yang sedang khusyuk membaca sebuah buku, terlihat sexy dimataku. Karena sexy, ga selamanya tentang sensualitas bukan? Kadang sexy juga tentang sebuah intelektualitas. Bahkan, aku berharap suatu saat bisa berkenalan dengan seorang wanita berkaca mata yang sedang membaca sebuah buku sembari menikati secangkir teh atau kopi disudut sebuah kafe.

Tapi kalau ditanya, apakah wanita seperti ini menjadi wanita yang kudambakan sebagai kekasih? Ga juga. Tapi kalau misalnya memang jodoh, ya Alhamdulillah. Meskipun aku menyukai wanita yang berkaca mata dan menyukai buku, tapi tetap saja, wanita yang kudambakan sebagai kekasih adalah wanita yang nyaman untuk diajak bicara dan juga bercanda. Karena pada akhirnya, komunikasi adalah hal yang terpenting dalam sebuah hubungan, apapun hubungannya. Dan hal yang tidak kalah penting, kami harus seiman. Tidak bisa tidak. Karena cinta, bukan hanya tentang menyatukan dua hati saja, tapi ini juga tentang menyatukan dua keluarga besar.

Ah, betapa bahagianya bukan jika nanti berjodoh dengan wanita seiman, sehobi suka baca, dan nyaman ketika diajak bicara dan bercanda? Tentu saja bahagia. Apalagi kalo doi ternyata pinter masak, pinter cari duit, kan bisa sekalian bangun rumah makan selain bagun rumah tangga. Yasudah, sekarang berangan-angan dulu sambil berdoa. Barangkali, besok senin sudah ada titik terang, bisa ketemu wanita yang minimal bisa macak (dandan), masak, lan manak (beranak).

Selasa, 17 Januari 2017

Jejak

Hari 17/365

17 Januari 2017

Entah karena malas atau masih karena lelah, malam ini rasanya masih ingin menunda jurnal ini. Apalagi atau mungkin padahal, malam ini aku jaga malam ruang perin yang mana aku akan terjaga dari tidur. Ga kayak malam kemarin yang tiba-tiba ketiduran. Tapi tadi habis baca tulisan tamagiri, tentang menunda-nunda tulisan, rasanya kayak ketampar bolak balik ini pipi. Mimpi mau jadi penulis, nerbitin buku, lah nulis jurnal beginian aja masih males. Yaudah, lanjut tidur aja deh kalo malas. Biar berjaya dalam dunia mimpi. Mau jadi penulis, ya harus rajin nulis! Setiap hari! Meskipun cuma satu paragraf! Ga ada ide?! Yasudah! Tulis aja ga ada idenya! Gitu berani mimpi jadi penulis.

Latihan, latihan, latihan, baca, baca, baca, nulis, nulis, nulis. Bodo amat ga ada yang baca. Bodo amat ga ada yang nglike. Toh suatu hari nanti kamu sendiri yang bakal baca tulisan ga mutu ini, terus ketawa sendiri. Ketawa karena ternyata kamu pernah memaksa dirimu untuk tetap menulis meskipun lagi ga ada ide, lagi gabut, dan lagi malas. Ketawa karena kamu menang melawan dirimu sendiri waktu itu. Ketawa karena kamu tetap berhasil meninggalkan jejak. Ya, aku percaya bahwa setiap tulisan adalah jejak.

Minimal jejak bagi diri sendiri untuk menapaktilasi perjalanan masa lalu yang penuh liku. Ingat, masih banyak penulis yang lebih sibuk dari kamu. Dan kesibukan itu mereka tetap bisa produktif menulis. Tentu saja produktfitas itu ga didapat dari kemalasan dan penundaan. Jadi, masih mau jadi penulis? Kalo iya, yasudah, jangan malas nulis! Mau jadi penulis kok malas nulis.

Senin, 16 Januari 2017

Bangun Tidur

Hari 16/365

16 Januari 2017

Kemarin aku dilanda kemalasan akut. Bukan, sebenarnya bukan kemalasan, tapi kelelahan mungkin yang lebih tepatnya. Atau mungkin itu hanya mekanisme pembelaan ego. Semalam aku tertidur. Tertidur sedari malam yang katanya masih terlalu pagi, sampai beneran pagi. Hari memang sudah beda, tapi hal yang masih sama ketika aku bangun adalah aku masih menjadi DM.

Tapi tadi malam tidurku kurasa cukup enak dan nyenyak. Ga sadar kapan tertidur, bangun tidur, eh tiba-tiba udah pagi. Yasudah, kembali beraktifitas sebagai DM lagi deh. Tapi, bangun-bangun udah pagi, lebih baik daripada bangun-bangun, eh disamping udah ada cewek yang ga dikenal. Sudah ah, tulisannya ga mutu nih hari ini. Entah karena lelah, entah karena masih malas.

Minggu, 15 Januari 2017

Telat

Hari 15/365

15 Januari 2017

Semalam aku telat lagi untuk posting jurnal. Perin agak sibuk tadi malam. Sedari pagi ada saja OB (orang baru, pasien; red) yang masuk. Sampai tadi malam. Yasudah, telat posting jurnal itu lebih baik daripada telat datang bulan padahal belum halal. Oke, cukup ini saja untuk tadi malam.

Sabtu, 14 Januari 2017

Knock Out

Hari 14/365

14 Januari 2017

Hari ini aku ga enak badan. Jadi bolehkah aku libur nulis jurnal untuk hari ini? Boleh ga?? Oke, kalo ga enak badam masih kurang spesifik, aku jelasin detailnya. Jadi tadi malam aku jaga di RKK, tapi jam 2 aku diminta untuk diperbantukan di ruang Perinatologi yang lagi hectic-hectic-nya. Bukan cantik-cantik-nya ya.

Kalo perin sudah hectic, alamat bakal kurang tidur. Tapi kan hari sabtu?! Iya, dan karena ini hari sabtu, mau ga mau aku harus mau untuk pindahan kos. Oh iya, hari ini aku resmi menempati kos baru. Bukan! Bukan di ruang DM di RS lho ya. Tapi ini kos beneran. Jadi, udah post jaga malam hectic, paginya ga bayar utang tidur, eh malah kerja keras pindahan kos. Dan malam ini, jam 9, tidak, bahkan jam 8 aku sudah mengantuk. Mataku benar-benar sudah kriyep-kriyep.

Bahkan mungkin aku menulis jurnal hari ini dengan mata kadang tertutup karena mengantuk. Hidungku meler, sepertinya rhinitis alergi akibat debu-debu, baik di kos lama maupun kos baru. Dan kali ini aku benar-benar mengantuk. Yasudah, sementara ini dulu, selamat malam, sekamat tidur.

Ps: jurnal ini telat karena ga sengaja ketiduran dan hp mati.