Sabtu, 31 Desember 2016

Terima Kasih 2016 :)

Salah satu hal yang kupikir penting ditahun ini adalah menyelesaikan #RevolusiDiri2016. Apalagi jika gagal menyelesaikan target minimal, aku harus mentraktir makan steak anak-anak sontoloyo yang biasa ditraktir pecel rawon aja udah syukur. Dengan tekanan demikian, aku berhasil menyelesaikan #RevolusiDiri2016 meskipun hanya target minimal.

Aku baru sadar bahwa bukan hanya karena telah tercapai, tapi juga proses menyelesaikannya ternyata sangat sangat menyenangkan. Memang, aku hanya berhasil menyelesaikan 4 dari 7 target, tapi aku benar benar sangat menikmati setiap usaha untuk menyelesaikannya. Aku memang gagal kemping di 13 pantai, karena hanya kemping di pantai Peh Pulo, Blitar. Tapi dengan berhasilnya aku main di 3 kota beda pulau, membuatku dapat menjejaki beberapa pantai yang ada di pulau Jawa, Nusa Tenggara, Bali, bahkan Sulawesi. Tahun ini pun aku melihat gerhana matahari di kota Palu dan berenang di Pusat Laut Donggala. Sembari melakukan perjalanan, aku juga jadi sering membaca buku sebagai kawan membunuh waktu. Bahkan melebihi 30 buku sebagai target semula.

Dan disetiap perjalanan, aku selalu membawa pulang bukan saja kenangan dan pengalaman baru sebagai individu, tapi juga kisah-kisah orang yang menjadi saudara/i baruku yang mungkin ga bisa disebutkan satu-satu disini. Bulan Ramadhan tahun ini pun kuisi dengan kegiatan bermanfaat. Setidaknya aku bisa khatam Qur'an 3 kali dan rutin menulis jurnal digital selama 30 hari non stop (ada di blog). Untuk hafalan juz 30 kupikir aku gagal bukan karena tidak hafal, tapi karena meskipun sudah hafal surah an-naba, aku masih suka sholat pake surah al ikhlas. Yang benar-benar tidak terlaksana adalah mendaki 3 gunung 3000 mdpl.

Wanita memang masih belum menjadi prioritas ditahun ini. Jargonnya masih sama, seng penting aku bahagia, koe sesok gampang. Makanya masih betah sendiri. Tapi gatau sih tahun 2017 nanti. Semoga saja 2017 nanti sudah bisa bersikap terkait wanita. Yasudah, terima kasih kepada siapa saja yang telah sama-sama ikut mewarnai tahun 2016. Dan untuk kalian yang ga jadi kutraktir steak di holycow, nanti tetap kutraktir kok, makan di mak tik tapi. :))

Deny DH

Ruang Perinatologi RSD dr. Soebandi

Jember, 31 Desember 2016

Jumat, 23 Desember 2016

KAWAN

Untuk urusan cinta dan wanita, jangan terlalu percaya pada lelaki, apalagi jika dia masih sendiri.

Meskipun dia kawan baikmu, bisa jadi dia yang akan menikam dan menikungmu nanti.

Siapa sangka bahwa kawan adalah lawan yang belum menyerang.

Namanya juga lelaki, sering khilaf tapi jarang minta maaf.

Dan pemicu khilaf pada lelaki, biasanya adalah urusan perut atau bawah perut.

Kalau sudah urusan perut atau bawah perut, bahkan kawan terbaik pun bisa tega saling sikut.

Maka, jangan pernah sekali-kali menjadi kawan bangsat dan bejat yang tega menikam dan menikung hanya untuk urusan wanita.

Cukuplah dada wanita yang terlihat terbelah, namun jangan sampai perkawanan kita juga ikut lengah.

Karena aku ingin kita saling terikat sebagai kawan, dan bukan saling sikat sebagai lawan.

Senin, 19 Desember 2016

Dia Sendiri Dalam Sepi

Dia yang sering atau suka memamerkan kesendirian, biasanya orang yang sedang kesepian.

Berkawan matahari senja seraya mengabarkan kepada angin tentang kerinduannya akan kehadiran seseorang.

Sementara waktu terus berputar, dia tetap terus bertualang sendirian meskipun masih dalam kesepian.

Karena meskipun begitu, dia yakin bahwasanya dalam kesendirian dan kesepiannya, dia akhirnya bisa menemukan dan mengenal dirinya lebih dalam.

Dia akan terus bertualang hingga akhirnya seseorang yang tepat akan datang tepat waktu dan diwaktu yang tepat untuk menyudahi kesendirian dan memecahkan kesepiannya.

Dan orang yang tepat itu, bisa jadi adalah orang yang senantiasa menikmati kesendirian yang senantiasa dia pamerkan.

Senin, 12 Desember 2016

EGO

Hanya karena kita berbeda definisi tentang rapih, bukan berarti aku berantakan! Rapihmu itu membosankan.

Well, time flies so fast. Kemarin waktu pengen gondrong yaudah gondrong aja, peduli apalah sama siapapun yang suruh potong rambut. Yang penting tetep sholat, ngaji, kuliah, repeat.

Waktu MA dulu, sebelum segondrong kemarin, salah satu senior pernah kasih nasihat yang masih teringat, bahwa menjadi seorang calon pemimpin itu harus belajar untuk bisa mengalahkan ego.

Rambut gondrong kemarin mungkin salah satu ego yang sudah kukalahkan. Dan semoga ditahun depan semakin banyak ego yang bisa kukalahkan dan kuhabiskan untuk bersiap menjadi seorang pemimpin, pemimpin rumah tangga lebih tepatnya.

Suatu saat nanti, akan tiba masa dimana segala hal harus dikomunikasikan dan dikompromikan, karena kehidupan sudah tidak dilakukan sendiri lagi.

Dan ketika masa itu tiba, aku harus bisa pastikan seluruh ego pribadiku sudah habis ketika masih sendiri, dan yang ada hanyalah rencana bersama, yang juga dilakukan bersama.

Btw, terima kasih ucapan dan fotonya ya @emr.spine