Selasa, 07 Juni 2016

Indah Untuk Dikenang, Tapi Tidak Untuk Diulang

Jurnal Digital

2 Ramadhan 1437 / 7 Juni 2016 / hari 2

Indah Untuk Dikenang, Tapi Tidak Untuk Diulang

Tadi pagi ketika responsi Farmasi tentang obat anti scabies, bu Lusi, dosen farmasi kami bertanya, "siapa yang sering terkena scabies?", dan ketika salah seorang kawanku menjawab, "anak pondok pesantren bu", aku tersenyum kecut, sambil merasa geli-geli lucu. Tapi ternyata, beliau berkata bahwa tidak mesti anak pondok, karena pondok sekarang sudah modern dan sudah bersih. "Orang yang sering terkena scabies adalah orang yang tidak pandai menjaga kebersihannya", begitu kata beliau.

Ngomong-ngomong, biar begini-begini, aku adalah alumni pondok pesantren. Ga percaya? Gapapa. Aku memang jarang mengaku alumni pondok. Bukan karena malu, tapi butuh keberanian untuk mengaku seorang alumni pondok. Apalagi ketika Madrasah, aku mengambil jurusan IPA, dan mempelajari ilmu agama, tidak lebih banyak dan mendalam dibanding kawan-kawan jurusan Keagamaan. Bagiku, bicara tentang pondok tidak saja bicara tentang scabies, atau kami biasa menyebutnya galer. Pondok bagiku sebuah perwujudan kehidupan masyarakat Indonesia dalam skala mini. Jangan coba-coba hidup menyendiri dalam sebuah masyarakat pondok, kalo ga mau lemarimu dijungkir balikan dan dihadapkan ke tembok dinding kamar. Meskipun begitu, ketika kami menjadi alumni, ikatan persaudaraan dan kekeluargaan kami sangat erat, bahkan seperti saudara sedarah, dimanapun kami berada.

Terlepas dari suka, duka, cita, cerita dan cinta dalam kehidupan di pondok, bagiku, kenangan kehidupan di pondok adalah hal yang sangat menyenangkan dan membanggakan untuk dikenang dan diceritakan. Tapi, jika disuruh mengulang kembali, tidak perlu berpikir dua kali bagi orang sepertiku untuk menolaknya.

Dan satu hal lagi, bukan untuk sombong, tapi sekedar informasi. Sebenarnya, jauh sebelum kakak-kakak koas/dokter muda terlatih bisa tidur dimana saja, kami para santri sudah lebih dulu terbiasa tidur dimana saja, dan dalam keadaan apa saja. Ketika sedang hapalan atau ketika sedang sujud, atau bahkan sambil berjalan sekalipun. Ga percaya? Coba tanyakan pada temanmu yang pernah mondok.

Dalam foto: @agungpurwoto 
Ketika kelas 6, ditahun 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar