Jurnal Digital
25 Ramadhan 1437 / 30 Juni 2016 / hari 25
Utusan Keluarga
Mudik bagiku adalah hal yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Menyenangkan karena akan kumpul keluarga, melelahkan karena perjalanan yang harus kutempuh. Banyak yang mengira bahwa daerah asalku daerah terpencil karena perjalanan yang harus kutempuh. Ketika mudik, aku akan menggunakan moda transportasi udara, laut, dan darat. Mula-mula terbang dari Surabaya ke Balikpapan selama 1,5 jam. Sesampainya di Balikpapan, aku menuju pelabuhan selama 45 menit dan lanjut menyeberangi teluk selama 15 menit menuju Penajam. Sampai di Penajam, aku lanjutkan perjalanan darat selama 3 jam menuju rumah di Tanah Grogot, Kab. Paser. Total perjalananku sekitar 5,5 sampai 6 jam.
Melelahkan? Jelas. Tapi aku anggap ini sebagai konsekuensi sebagai orang yang mendapat amanah menjadi utusan keluarga untuk sekolah ke Pulau Jawa. Dan tidak semua anggota keluarga yang bisa mendapatkan amanah ini. Aku juga bukan orang yang suka pulang kampung terlalu sering. Hanya ketika lebaran aku pulang. Bukan karena melelahkan, tapi karena sungkan. Sungkan karena belum bisa memberi kebanggan nyata sebagai utusan keluarga, selain daripada beban.
Aku jadi ingat hal yang pernah diajarkan salah satu pamanku ketika aku kecil dulu, "orang bugis itu kalo merantau, tidak boleh pulang sebelum sukses!". Aku juga tidak ingin menjadi beban keluarga jika menjadi utusan keluarga yang terlalu manja dengan sering merengek minta pulang atau mengeluh meminta fasilitas ini itu di tanah rantau. Tapi jika hari raya lebaran hendak tiba, dan telah muncul titah untuk pulang, maka sebagai utusan keluarga, semelelahkan apapun perjalanan yang harus ditempuh, aku akan pulang. Memang tidak pernah mudah ketika menjadi utusan keluarga untuk merantau. Apalagi merantau dalam rangka menimba ilmu. Ada amanah dan kehormatan keluarga yang juga turut dibawa.
Dan teruntuk sesama para pejuang utusan keluarga dimanapun berada, demi segala hal yang telah dikorbankan oleh segenap anggota keluarga di rumah untuk amanah yang dititipkan kepadamu, jadilah utusan keluarga yang bisa membanggakan suatu saat nanti ketika telah kembali untuk mengabdi di kampung halaman.
Selamat mudik para utusan keluarga. ☺