Siapa yang tak kenal dengan sosok yang satu ini,sesosok figur yang sangat fenomal yang dikenal sebagai juru kunci gunung merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta.Beliau juga telah menjadi ikon sebuah minuman berenergi.Namun banyak yang menegenal Mbah Maridjan hanya sebatas juru kunci merapi saja,tanpa mengenal beliau lebi dalam,seingga banyak anggapan dan perspektif yang buruk tentang jati diri beliau.
Pada awalnya sikapku pun sama seperti orang yang belum mengenal beliau lebih dekat,aku sangat bersikap apatis terhadap beliau,namun setelah mendengar kisah seorang Mbah Maridjan dari pembina sekaligus pelatih Hizbul Wathan di madrasahku,akhirnya pandanganku pun terhadap beliau berangsur-angsur mulai berubah,terlebih aku baru tau bahwa ternyata beliau adalah teman baik dari Pak Djam dan Pak Afandi,dua orang tokoh Hizbul Wathan sekaligus orang yang sangat ku hormati dan kui kagumi.
Penampilan serta pembawaan Mbah Maridjan yang sangat sederhana,saat pertama kali bertemu dengan beliau sangat memukauku,terlebih nasihat spiritual yang sangat filosofis yang di sampaiakan beliau dalam bahasa jawa kromo,walaupun aku tak mengerti arti keseluruhannya,telah membuatku terpana.
Pak Sadat dan Pak Abu |
Sejatinya beliau adalah orang yang sangat kaya raya,dengan kontraknya bersama KUKUBIMA energy,beliau mendapat royalti yang terbilang cukup besar,namun beliau menshodaqohkannya untuk pembangunan desa setempat dan memberikan kepada orang yang membutuhkan di sekitar desa nyang beliau tempati.Dan juga,uang royalti tadi pun di bangun sebuah masjid yang terbilang lumayan megahdi daerah tersebut,walaupun memang terlihat sederhana.
Hal yang paling berkesan ketika bertemu dengan bliau,adalah kesederhanaan yang beliau tunjukkan tersebut,dan beliaupun tidak mau ada audiens yang mengambil gambarnya atau fotonya selama beliau memberikan petuah,karena beliau takut,bahwa beliau akan di anggap sebagai orang yang hebat,dan sederajat dengan Rasul,atau bahkan melebihi rasul,sehingga foto beliau akan di sembah dan di agungkan,itulah yang tidak di diinginkan oleh beliau,bukan karena kesombongan atau karena beliau tidak mau di foto.
Hal yang paling berkesan ketika bertemu dengan bliau,adalah kesederhanaan yang beliau tunjukkan tersebut,dan beliaupun tidak mau ada audiens yang mengambil gambarnya atau fotonya selama beliau memberikan petuah,karena beliau takut,bahwa beliau akan di anggap sebagai orang yang hebat,dan sederajat dengan Rasul,atau bahkan melebihi rasul,sehingga foto beliau akan di sembah dan di agungkan,itulah yang tidak di diinginkan oleh beliau,bukan karena kesombongan atau karena beliau tidak mau di foto.
Susu hangat di warung adik mbah maridjan |
Dan hal yang juga berkesan ketika saat itu adalah menikmati susu sapi hangat yang di sajikan di warung adik Mbah Maridjan,sambil menikmati jajanan sederhana bersama para kawan-kawan panitia Jambore Nasional Hizbul Wathan dari Mu’allimin dan Mu’allimaat,serta bapak-bapak tau lebih pantasnya di sebut sebagai kakak-kakak dari Resimen Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.Sebuah momen yang sangat berkesan dan tidak akan terlupakan :D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar