Khutbah Pertama
Jamaah sidang jumat
yang dirahmati oleh Allah
Pada suatu hari Imam Al-Ghazali bertanya pada muridnya
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman,dan kerabatnya. Imam
Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan
kita adalah "MATI". Sebab,itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang
bernyawa pasti akan mati.Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali Imran
ayat 185
Artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS Ali-Imran : 185)
Apabila kita renungkan nasehat imam
Al Ghazali yang bersumber pada firman Allah tersebut,maka jelaslah kita akan
mengetahui bahwa hal yang paling dekat dengan diri kita ini,bukanlah hal
duniawi yang bersifat materi semata,melainkan kematian,dan setiap makhluk
bernyawa pasti akan mengalami hal yang bernama mati,sebagaimana janji Allah
dalam surah tersebut.Pertanyaannya,sudahkah kita siap jikalau malaikat izrail datang
menjemput kita sewaktu waktu untuk menghadap-Nya disaat yang tidak kita
sangka-sangka?tentunya,siap tidak siap,kita semua harus siap.
Jamaah sidang jumat
yang dirahmati oleh Allah
Kemudian,di surah Al-Hasyr
pun,Allah SWT berfirman,
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada
Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah
orang-orang yang fasik” (QS Al Hasyr
: 18-19)
Firman Allah diatas telah
menjelaskan bahwasanya setiap manusia (yang masih hidup),di perintahkan oleh
Allah,menyiapkan diri untuk Hari Esok.Jadi,bukan
saja kita harus siap setiap saat ketika malaikat izrail datang menjemput kita
untuk menghadap-Nya,akan tetapi kita juga harus menyiapkan segala sesuatunya
sebelum ajal dan Hari Esok itu tiba.Lalu,apa maksud kata “hari esok “ yang
terdapat di ayat tersebut?Para ulama tafsir menafsirkan bahwasanya yang di maksud
dengan kata “Hari Esok” pada ayat tersebut,adalah Akhirat.
Jamaah
sidang jumat yang dirahmati oleh Allah
Kehidupan dunia yang bersifat
fana (sementara) ini,sejatinya adalah sebuah ladang amal bagi kita,ladang untuk
menanam kebaikan-kebaikan yang akan kita panen hasilnya ketika di hari kiamat
dan di akhirat kelak.Karena sesungguhnya di akhiratlah kita akan hidup abadi
dan kekal,dan dunia yang fana ini,adalah ajang untuk kita mempersiapkan diri di
hari esok tersebut,yaitu akhirat.Oleh karenanya,ketika di akhirat nanti,manusia
sudah tidak ada daya dan upaya lagi untuk berbuat sesuatu hal yang dapat
menyelamatkan dirinya.Akan tetapi,Rasulullah SAW bersabda
إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ
جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya : “Jika seseorang meninggal dunia, maka
terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Dalam hadits tersebut,rasulullah
SAW menjelaskan,bahwa,setiap manusia yang meninggal dunia,semua amalannya di
dunia akan terputus kecuali 3 perkara,yang pertama sedekah jariyah,yang kedua ilmu
yang bermanfaat,dan yang ketiga do’a
anak yang sholeh.
Jamaah
sidang jumat yang dirahmati oleh Allah
Sebagaimana yang telah disebutkan
hadits diatas,bahwasanya perkara pertama adalah sedekah jariyah.Dalam hal
sedekah jariyah ini,para Ulama telah sepakat untuk menafsirinya dengan wakaf
untuk kebaikan.Menurut Imam al-Suyuti (911 H) ada 10 amal yang pahalanya terus
menerus mengalir, yaitu: 1) ilmu yang bermanfaat, 2) doa anak sholeh, 3)
sedekah jariyah (wakaf), 4) menanam pohon kurma atau pohon-pohon yang buahnya bisa
dimanfaatkan, 5) mewakafkan buku, kitab atau Al Qur’an, 6) berjuang dan membela
tanah air, 7) membuat sumur, 8) membuat irigasi, 9) membangun tempat penginapan
bagi para musafir, 10) membangun tempat ibadah dan belajar.
Namun perlu kita
fahami,bahwasanya sedekah jariyah tidak terbatas pada hal-hal tersebut diatas
saja,melainkan sangat luas,selama itu memberikan manfaat untuk umat,contohnya
ketika kita mewakafkan tanah kita untuk pembangunan jalan,maka selama jalanan
itu dipergunakan oleh masyarakat luas,pahala kita pun akan terus mengalir
kepada kita,atau menanam pohon mangga/belimbing,sehingga buahnya bisa dinikmati
oleh banyak orang,atau pohon beringin sehingga orang lain bisa berteduh,maka selama
hal-hal tersebut memberikan manfaat bagi orang banyak,pahala pun akan terus
mengalir kepada kita meskipun kita telah tiada.Berkontribusi dalam pembangunan
masjid pun,sangat besar pahalanya,selama masih ada yang memanfaatkannya sebagai
tempat beribadah keapada Allah,sebagaimana yang termaktub dalam sebuah hadits,
“Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena
mengharapkan keridhaan Allah SWT,maka Allah akan membangun untuknya sebuah
rumah di surga”. (HR Bukhari dan Muslim)
Jamaah sidang
jumat yang dirahmati oleh Allah
Perkara yang kedua adalah ilmu yang bermanfaat.Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang telah kita amalkan,kemudian kita ajarkan kepada orang lain.Apabila orang yang kita ajarkan ilmu kita tadi mengamalkannya,maka pahala kita akan mengalir terus menerus,meskipun kita telah tiada.Maka,jadilah kita seorang guru,pendidik,atau setidaknya bimbinglah anak kita untuk menjadi gruru atau pendidik tersebut,atau mendirikan sekolah-sekolah juga pesantren pesantren,sehingga ilmu yang bermanfaat bisa di ajarkan kepada orang banyak.
Di zaman sekarang ini,kita bisa memberikan ilmu yang bermanfaat kepada orang banyak sekaligus,walaupun tidak dalam keadaan formal atau bertemu langsung,katakanlah jika kita membuat sebuah buku,lalu ilmu bermanfaat yang ada di buku tersebut di baca dan diamalkan jutaan orang,maka sungguh banyak pahala yang mengalir kepada kita.Atau mungkin ketika kita membuat sebuah website atau stasiun TV atau stasiun Radio,kemudian kita menyebarkan ilmu yang bermanfaat melalui media-media tersebut,keudian banyak orang yang menyimak dan mengamalkannya,maka,sungguh sangat banyak pula pahala yang akan mengalir kepada kita.Lalu bagaimana jika ilmu kita terbilang pas pasan dan juga kita tidak memiliki harta yang cukup untuk membuat hal-hal tersebut diatas?jangan berputus asa,karena sesungguhnya kita masih bisa berkontribusi,dengan membantu ulama dalam menyebarkan ilmu yang bermanfaat dalam pengajian-pengajian,atapun majelis-majelis taklim.Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka
ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang
melakukannya”. [HR Muslim, no.
3509].
Jadi jika kita turut andil dalam
menyebarkan ilmu yang bermanfaat, insya Allah, Allah akan melihatnya dan
mencatatnya sebagai amal kebaikan.
Jamaah
sidang jumat yang dirahmati oleh Allah
Perkara yang
ketiga adalah doa anak yang shaleh.Apabila kita memiliki anak shaleh yang
senantiasa medoakan kedua orang tuanya ketika masih hidup maupun telah
wafat,maka Insya Allah,kita pun akan mendapat pahala akan hal ini,karena ini
adalah imbalan dari Allah untuk hamba-hamba-Nya yang telah berhasil mendidik
anaknya menjadi anak yang shaleh.Seorang ibu jangan takut “meninggalkan” kantor
untuk fokus mengurus anaknya di rumah,karena biar bagaimanapun,peran keluarga dalam
pendidikan anak,sangatlah penting dimasa awal-awal pertumbuhan.Dan Al-Quran pun
telah memberikan kita petunjuk,bagaimana cara mendidik anak kita.Dalam surah
Lukman,Allah berfirman,
Artinya : “Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu”. (QS. Luqman : 13-14)
Apabila kita mencermati ayat
diatas,maka kita dapat mengambil beberapa pelajaran dalam mendidik anak di ayat
tersebut.Yang pertama,pendidikan paling dasar yang harus ditanamkan kepada anak
kita sejak masih kecil,adalah aqidah,karena masalah aqidah adalah hal yang
tidak bisa ditolerir di dalam ajaran Islam.Oleh karenanya,Luqman menasehati
anaknya agar tidak menyekutukan Allah,karena hal tersebut adalah kezaliman yang
besar.Yang kedua,adalah akhlak kepada ibu bapak atau orang tua.Seorang anak di
ajarkan untuk senantiasa menghormati kedua orang tuanya yang telah mengandung,menyapihnya,dan
merawatnya hingga sekarang ini.
Maka dari itu,apabila kita ingin memiliki anak
yang shaleh,kita tanamkan padanya pengetahuan-pengetahuan agama yang baik,bukan
hanya memberinya pengetahuan-pengetahuan duniawi saja.Jangan gengsi untuk
menyekolahkan anak kita di sekolah berbasis agama Islam ataupun di
pesantren,karena pada akhirnya,anak merupakan salah satu kunci kebahagiaan kita
hidup di duni dan akirat,dan juga masa depan seorang anak bergantung dari
bagaimana cara kita memberikannya pendidikan sejak dini,dari lingkungan
keluarga.Lalu,bagaimana jika kita tidak memiliki anak kandung?di hadits
tersebut tidak di jelaskan apakah harus anak kandung atau tidak,dan Rasulullah
pernah bersabda,
Dari Abu Ummah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang membelai kepala anak yatim karena Allah SWT, maka
baginya kebaikan yang banyak daripada setiap rambut yang diusap. Dan barang
siapa yang berbuat baik kepada anak yatim perempuan dan lelaki, maka aku dan
dia akan berada di syurga seperti ini, Rasulullah SAW mengisyaratkan
merenggangkan antara jari telunjuk dan jari tengahnya.” (Hadits riwayat
Ahmad)
Dari hadits tersebut telah jelas bahwa orang-orang yang memelihara dan
menyantuni anak yatim dengan penuh kasih sayang,Insya Allah akan masuk surga,dan
surganya pun bukan surga tingkat rendah,melainkan surga yang dekat dengan Rasulullah,bagaikan
jari telunjuk dan jari tengah.
Khutbah Kedua
Jamaah
sidang jumat yang dirahmati oleh Allah
Dalam Khutbah
pertama,khatib telah menjelaskan 3 amalan manusia yang tak akan terputus meskipun
manusia tersebut sudah meninggal,diantaranya yang pertama adalah sedekah
jariyah,ilu yang bermanfaat,dan doa anak yang shaleh.Semoga apa yang khatib
sampaikan pada siding jumat siang ini,dapat bermanfaat untuk jamaah sekalian,termasuk
juga diri khatib sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar