
Artinya apa?pada waktu itu aku dijelaskan bahwa artinya,orang yang semakin banyak ilmunya,maka harusnya semakin rendah hatinya seperti padi tadi.Dulu aku tidak mengerti apa maksudnya itu,dan tidak mau memusingkan diri untuk memikirkan arti filosofi tersebut.Tapi,seiring perkembangan diri maupun zaman,akhirnya aku pun mengerti arti filosofi tersebut.Artinya apa,bahwa orang yang banyak ilmunya tadi,dengan kecerdasan yang ia miliki,sudah sewajarnya ia sadari dan faham betul bahwa sebenarnya masih ada langit diatas langit.Dan karena keluasan ilmu yang ia miliki pula,harusnya ia sadar dan merasa bahwa ternyata,saya ini masih kurang ilmunya,atau bahkan masih bodoh.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafi'i,"Semakin banyak saya belajar,semakin saya sadar akan kebodohan saya",kurang lebih begitu.Nah,kata-kata Imam Syafi'i tadi tentu saja hanya akan di mengerti oleh orang-orang yang senantiasa belajar atau mencari,memiliki ilmu,dan mau mengambil pelajaran.Bagi orang-orang yang membacanya saja sudah bikin berang,bisa dipastikan tidak akan faham apa yang dimaksud oleh Imam Syafi'i tersebut.Nah,mengapa Imam Syafii'i sampai berujar seperti itu?ya karena kenyataannya,ilmu pengetahuan di dunia ini sangatlah luas dan banyak sekali jika kita ingin mengkajinya dan juga bagi orang-orang yang ingin mengambil pelajaran.Dan,hanya orang-orang yang haus,rakus dan tamak akan ilmu sajalah yang akan maju serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas itu,karena memang salah satu dari enam syarat menuntut ilmu yang terkonsep dalam Islam,adalah rakus atau tamak terhadap ilmu..

Orang-orang seperti ini,juga enggan belajar atau menimba ilmu dari orang lain,yang ia pikir beda strata dan status sosial,atau disiplin ilmunya.Karena ya itu tadi,dia merasa sudah melebihi orang-orang lain.Padahal,hei,ingat,ilmu itu luas!!!gak terbatas dalam sebuah disiplin ilmu belaka,tentu saja bagi orang-orang yang haus akan ilmu dan mau mengambil pelajaran.Biarpun seseorang diakatakan sudah ahli dalam suatu bidang,dengan gelar yang banyak dan eksklusif di depan maupun di belakang namanya,bukan berarti dia tidak sunnah untuk sekedar mengetahui ilmu di bidang lain bukan?katakanlah seorang dokter spesialis yang sudah sangat ahli,bukan berarti dia sudah tidak wajib untuk mengetahui ilmu agama bukan?atau mungkin ilmu bermasyarakat?atau ilmu lainnya.
Nah,inilah yang harus kita koreksi,intropeksi,dan proteksi dalam diri kita masing-masing.Apabila kita terlalu malas dan terlalu sombong hanya karena secuil keahlian atau kecerdasan yang telah kita miliki,dibandingkan seluas samudra ilmu yang ada di dunia ini,maka bisa dipastikan,kita akan jadi orang yang berjalan di tempat saja,dan dalam lingkaran yang kecil,tanpa pernah maju selangkahpun.Sedangkan dunia ini,dengan banyaknya ilmu pengetahuan yang tersebar,serta orang-orang yang merasa bodoh dan juga tamak akan ilmu tersebut,terus mengalami perkembangan dan kemajuan-kemajuan tanpa mau menunggu kita barang satu detik saja untuk melangkah.
Pada akhirnya,diri kita sendirilah yang menentukan,apakah kita ingin menjadi seperti padi,yang apabila makin berisi,maka makin merunduk,dan bisa bermanfaat bagi orang banyak,sebagai beras dan nasi,atau menjadi seperti kondom,semakin berisi,semakin tegak,dan bermanfaat bagi sebagian pencari kenikmatan sesaat yang sesat (seks bebas),lalu di buang begitu saja ketika habis dipakai?jadi,pilihlah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar